Cerita Biasa,Tapi Patut Dicerna..

   Ini cerita,hanya cerita biasa,bukan luar biasa.namun patut dicerna..
  Suatu hari seorang istri hendak melahirkan anak ke-3 nya.Sang suami pun dengan setia mengantar sekaligus menemani sang istri dengan harap-harap cemas.Berharap seorang bayi cowok akan ia dapatkan.karena dua orang putri telah ia miliki.Cemas dengan keadaan sang istri yang hendak melahirkan.setelah menunggu beberapa lama,tangis sang bayi pun menggelegar(koyok suara bom ae...xixi).dan sang bayi pun sesuai dengan harapan sang suami,cowok.!
  Setelah memilah dan memilih nama untuk sang putra,akhirnya pilihan pun jatuh sebuah nama;MUCHLIS tak tau apakah yang diharapkan oleh sang suami sehingga memilih nama itu,mungkin ia ingin anaknya kelak menjadi seseorang yang benar-benar ikhlas dalam segala hal.Karena kata orang,nama adalah doa.(cuman katanya..hehe).Setelah beberapa lama ia tumbuh,sang anak pun mulai mencari arti dari namanya tersebut.beranjak baligh ia baru mengetahui arti namanya secara luas.
  Berbekal pengetahuan agama yang pas-pasan ia mulai menjalani rutinitas agamanya.Karena ia seorang muslim,ia pun mengerjakan sholat.Sholat yang masih sekedar rutinitas tentunya,bukan sebagai kebutuhan.Tak lama waktu berselang,ia pun mulai berfikir.Sholat itu buat apa sih?!.kok kayaknya cuman jengkang-jengking g karuan,katanya dalam hati.Setelah bertambah usianya,bertambah pula akal dan pengetahuannya.Ia mulai mencari ketenangan jiwa di usianya yang terbilang masih labil,emosi pun tak jarang mencuat begitu aja.Ia mencoba mengarungi kehidupan dengan caranya sendiri.Selang waktu berjalan ia baru paham(meskipun sedikit) akan peran sholat dalam hidupnya.Ealah…jebule ngunu kui tho…?!.Pada hakekatnya ciptaan itu butuh kepada sang pencipta,bagaimana tidak?!.robot pun tak bisa apa-apa kalo g ditemani penciptanya.Kalopun ada selain penciptanya yang bisa mengoprasikan sang robot,itupun atas arahan dari sang pencipta.Karena pada hakekatnya,yang mengetahui seluk-beluknya secara detil, ya yang nyiptain itu(bener rak yo?! Hihi).
   Kemudian ia mulai mencari lagi (mbuh nggoleki opo jane,,haha).terkadang ia sholat (masih) sekedar isqotul wajib,bukan karena kebutuhan.Suatu ketika setelah menunaikan kewajiban sholat,terbersit dalam hatinya seraya bergumam(“hmmm..podo-podo sing sholat,mbok yo sing tenanan,sing ‘ikhlas’,sing khusyu’.hla wong ‘ikhlas’ ra ‘ikhlas’ podo-podo kelangan tenogone,podo-podo jengkang-jengkinge kok?!.”).Mungkin ini yang di inginkan sang suami ketika ia member nama pada putranya.Agar ia senantiasa berusaha ikhlas pada TUHANnya.
   Setelah beberapa lama,sang putra pun mulai memisahkan diri dari kluarganya (alias nge-kost..wehehe).kebetulan ia memiliki tetangga kost yang (lumayan) care dan kadang (agak) rewel.Dalam sehari saja terkadang lebih dari 3x bell rumah berbunyi dari sang tetangga.Sekedar member makanan ringan ato hanya sekedar meminta sesuatu yang (agak) sepele,tapi njengkelke.Hanya sekedar meminta pulsa misalnya,ato hanya sekedar plastik sampah yang ia minta.kalo sehari dua hari sih g masalah,tapi kalo lama-lama ya..(agak) anyel sih..(gerutunya).Suatu hari lebih dari 4x sang tetangga memencet bell rumah dalam sehari.Seperti biasa,sang tetangga hanya meminta barang yang agak sepele.Dengan agak nggresulo,ia memberikan apa yang tetangganya minta.Setelah menutup pintu kost nya ia berjalan perlahan dari depan pintu menuju kamarnya.Sesampainya
ia didepan pintu kamar.Ia membuka pintu kamarnya,seraya berbicara pada dirinya sendiri ("ealah…kok mau rodo nggrundel yo?!..hmm,,,padahal ameh ‘ikhlas’ opo ora ‘ikhlas’.. kan yo podo-podo ngekekki wong lione,podo kelangan barange.hla mbok yo sing ‘ikhlas’ sisan…!?") katanya dalam hati.Mungkin ini maksud kedua sang suami ketika memberi nama pada putranya.Agar ia senantiasa berusaha ‘ikhlas’ kepada SESAMAnya…



*(ngelmu iku kalakone kanthi laku)
 




Baca selengkapnya …

Masih Ada Episode Selanjutnya

Uuuffht…!
Kuhirup udara pagi ini,terasa sesak dan sengal...
Ku tarik lagi lebih dalam…huuuuupp..! berat…!
Dunia terasa gelap gulita,tak ada cahaya...
Tak seperti biasa,
Mentari selalu tersenyum kala ku buka jendela,
Tapi tidak untuk pagi ini,seakan ia tak mau menyapaku dengan senyum manisnya itu…
Ada apa gerangan?
Pikiranku melayang,terbang menerawang...
Terngiang...
Pada suara itu aku terngiang...
Suara yang membuat hidupku menjadi pekat…!
Yah, pekat..!
Hingga pagi ini pun masih terasa gelap…
Suara yang menghancurkan semua asa dan cita,
(kebayang g coba?!)
Setidaknya untuk beberapa saat…
menenggelamkanku dalam lautan sendu duka..
Berteman mouse dan keyboard,
Mulai kuhibur diri ini meski luka tetap menganga..
Tak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana..
Berusaha menjadi seorang munafik..
Agar tak ada yang mengiba,,
Ragaku tetap berdiri tegak,,,!

meski jiwa ini sedang bergejolak..
Ingat..!
Semua ini masih ada lanjutannya..
Episode selanjutnya masih ada..!
Berharap sang surya sudi menampakkan senyumnya esok hari...



Baca selengkapnya …