Tanpa Ibu,Aku Tak Bisa Berdiri tegak


Ibu…begitu aku memanggilnya.sosoknya begitu lembut dan penuh kasih saying.beliau sangat berarti dalam hidupku.tanpa jasanya tak mungkin aku bisa berdiri tegak seperti saat ini.beliaulah yang tak henti-hentinya memarahi aku ketika aku berbuat salah.bukan karena benci beliau memarahi,akan tetapi kare cinta dan kasihnya ia memukul.tak jarang ia menjewerku,karena kelakuanku yang dianggap mbeling.bukan karena ia tak cinta,kemudian memarahi.tapi karena beliau tak rela melihat anaknya menyimpang dari jalan yang benar.kini hampir genap setahun aku meninggalkan beliau.demi asaku yang ingin ku gapai.agak egois memang.meninggalkan yang kucinta demi egoku sendiri.tapi tak apalah,toh beliau juga senang kalau anaknya bias menjadi anak yang sukses.dimasa kesil beliau sering sekali membelikan mainan,tapi apa yang ku lakukan?!.aku dengan angkuh merusaknya.beliau tak pernah marah dengan hal itu,beliau selalu sabar dan alon-alon dalam ngandani.ketika aku merusak mainan yang tak kusukai,beliau hanya berkata”nang… mboten pareng ngoten niku nggih?” ketika aku mengulanginya lagi.beliau tak lantas memukul atau menjewerku akan tetapi beliau mengulangi perkataan halusnya”nang…mboten pareng ngoten niku nggih”?.dan begitu seterusnya.aku sangat kagum seklaigus hormat kepada beliau.beliau selalu ada ketika aku membutuhkannya.selalu memberi tanpa mengharap kembali.selalu setia walau disakiti.dan selalu mengsihi meskipun aku tak selalu mematuhi.ketika aku terjatuh sewaktu belajar berjalan beliau mengulurkan tangannya seraya berucap”ayo ngadek malih…”.katika aku terjatuh untuk kedua kalinya beliau hanya berkata”ayo tangi dewe dek..”yang kedua beliau tidak menjulurkan tangannya.ini bukan berarti beliau bosan untuk melambaikan tangan untuk membantu sang putra.akan tetapi ia mengajarkan untuk bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.dan ketika aku terjatuh untuk yang ketiga kalinya beliau hanya berujar”ayo mriki…”kali ini beliau tak mengulurkan tangan ataupun menyemangati untuk bangun sendiri.bukan berarti beliau bosan dan lelah,akan tetapi beliau menawarkan hal yang lebih dari sekedar uluran tangan dan motivasi untuk berdiri sendiri.beliau menawarkan pangkuan dan belaian yang hangat ketika usai belajar berjalan.begitu banyak filosofi yang beliau miliki.setelah beranjak dewasapun,ibu tak lantas melepas putranya begitu saja.beliau selalu memantau dari kejauhan.ketika melihatputranya dalam problem dan masalah yang begitu menekannya,barulah sang ibu turun tangan untuk membantu menyelesaikannya.bukan berarti beliau lambat,akan tetapi untuk mendidik sang putra untuk bisa mengatasi masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.kaetika sang putra mulai bisa menjalani dan menyelesaikan masalahnya seniri,beliau baru bisa bernafas lega.tak jarang ketika sang putra mulai bisa mengatasi semua problematikanya sendiri,ia lupa akan jasa ibunya.ia merasa kesuksesannya dalam mengatasi pelbagai polemic adalah hasil jerih payahnya sendiri,tanpa bantuan siapapun.
Ibu…
Ketika aku merasa down,engkau datang sebagai motivator.
Ketika aku merasakan sakit yang begitu perih,engkau datang sebagai dokter .
Ketika aku jatuh,tanpa ku minta engkau mengulurkan tangan lembutmu tuk mengajakku berdiri kembali
Tanpa kenal lelah engkau member dan tak mengharap kembali
Tanpa mengharap puji engkau mengasihi
Tanpa tanda jasa engkau mendidik
Jasamu tak kan terbalas sepanjang masa
Kan ku baktikan hidupku untukmu ibu…

*didesikasikan untuk seorang IBU

Kairo,22 desember 2009

Mukla_ok

0 komentar:

Posting Komentar