Ku amati sekitarku,banyak sekali fenomena yang membuat hatiku bertanya risau.saat aku melihat kepada ciptaan-Nya yang bernama manusia.betapa TUHAN sangat mengerti akan kebutuhan hewan yang bisa berbicara ini.bahkan Dia lebih mengerti ketimbang manusia itu sendiri.menghadiahkan sesuatu yang dianggap kurang berarti oleh manusia.padahal dibalik itu tersimpan makna yang teramat dalam bagi yang mau berfikir.TUHAN mengetahui serta memberi apa yang di butuhkan oleh manusia.bukan memberi apa-apa yang diinginkan oleh manusia.betapa mengertinya DIA,sehingga menciptakan manusia dengan dua mata,dua telinga,dua tangan, dua kaki,dan hanya satu mulut.bukan tanpa makna Dia menciptakan dan menghadiahkan semua ini.akan tetapi terdapat banyak rahasia didalam penciptaan tersebut.mangapa Dia menciptakan “dua” mata?!.Dia menciptakan dua mata,agar manusia melihat ciptaanNya di alam semesta ini.melihat bukan hanya dengan mata,karena Dia telah menganugerahkan hati.hati untuk mntadabburi ciptaan TUHANnya.lalu,mengapa Dia menciptakan “dua” telinga?!.tak hanya sia-sia Dia menciptakan telinga.Dia menciptanya untuk lebih banyak mendengar.mendengar segala kebaikan.kemudian,mengapa Dia menciptakan “dua” tangan?!.yah…tentu agar lebih banyak berbuat kebaikan.agar cekatan dalam membantu.karena hakikat manusia tak bisa hidup kecuali saling membantu.itu sudah menjadi fithroh manusia.kaki,mengapa TUHAN menghadiahi “dua” kaki?!.tentunya tak luput dari hikmah.sebagai penyeimbang dalam hidupnya,supaya ia tak melangkah gontai ketika menghadapi cobaan hidup.lalu mengapa TUHAN hanya memberikan “satu” mulut?!.yah…dengan penuh pertimbangan,Dia menciptakan semua.tanpa satupun yang luput dari hikmah penciptaan-Nya.agar manusia lebih sedikit berbicara,mengeluh dan lebih meminimalisir segala aktivitas yang berhubungan dengan mulut lainnya.TUHAN lebih menyukai hammbanya banyak bertindak(tentunya dalam hal positive) ketimbang banyak bicara.itulah mengapa Dia menciptakan “dua”mata,”dua” telinga,”dua”tangan,”dua”kaki dan hanya “satu” mulut.
*(ngelmu iku kalakone kanthi laku)
Baca selengkapnya …
*(ngelmu iku kalakone kanthi laku)